Kamis, 29 April 2010

Tujuan dan Fungsi Filsafat


Jujun mengatakan bahwa berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang kita belum tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan terbatasi ini. Demikian juga berfilsafat berarti mengoreksi diri sendiri,semacam keberanian untuk berterus terang,seberapa jauh sebernarnya kebenaran yang dicari telah kita jangkau.[1]
Berdasarkan dari beberapa pendapat tentang berbagai pengertian filsafat, maka tujuan umum pelajaran filsafat adalah sebagai berikut: 1) de3ngan berfilsafat kita lebih memanusiakan diri, lebih mendidik dan membangun diri manusia; 2) dapat mempertahankan sikap objektif dan mendasarkan pendapat atas pengetahuan yang objektif, tidak hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan simpati dan antipati saja; 3) mengajar dan melatih kita memandang dengan luas. Jadi, menyembuhkan kita dari kepicikan, dari “aku-isme” dan “aku-sentuisme” hanya mementingkan “aku-nya” saja, yang dapat merugikan perkembangan manusia seutuhnya; 4) dengan pelajaran filsafat kita diharapkan mnejadi orang yang dapat berfikir sendiri, tidak menjadi yes-man atau yes-woman. Kita harus menjadi orang yang sungguh-sungguh mandiri, terutama dalam lapangan kerohanian dan menyempurnakan cara kita berpikir, dan memiliki sifat kritis.
Menurut Burhanuddin filsafat dengan fungsinya sebagai Mater Scientiarum (induk ilmu pengetahuan) berarti mencakup semua ilmu pengetahuan khusus. Filsafat itu juga merupakan suatu pegangan menusia pada masa itu, dalam mengarungi hidup dan kehidupan. Dengan menguasai filsafat pada zaman itu (sebelum masehi), dapatlah seorang ahli menjawab segala permasalahan di dunia ini, baik masalah manusia sendiri, alamnya, maupun Tuhannya.[2]
Dalam perkembangan selanjutnya, sejalan dengan perkembangan zaman, meningkatnya kebutuhan hidup manusia, dan semakin berkembangnya kehidupan modern maka semakin terasalah kebutuhan untuk menjawab segala tantangan yang dihadapi manusia. Dalam keadaan demikian, lahirlah apa yang disebut ilmu-ilmu pengetahuan khusus.
Menurut Burhanuddin fungsi dari filsafat itu adalah bahwa betapa besar kepentingan filsafat bagi perwujudan dan pembangunan hidup kita. Jadi kita menjunjung tinggi dan mempertahankan filsafat sebagai suatu hal yang sangat berharga. Akan tetapi bersama-sama dengan itu harus kita akui juga batas-batas atau kenisbian filsafat. Terbatasnya kemampuan akan budi manusia dalam usahanya untuk memecahkan soal-soal tentang dunia dan manusia, tentang hidup dan Tuhan.[3]


[1] Jujun S. Suriasumantri. Filsafat ilmu sebuah pengantar populer. (Jakarta: pustaka Sinar Harapan, 1998) h. 19.
[2] Burhanuddin Salam. Sejarah filsafat ilmu dan teknologi. (Jakarta:Rineka Cipta, 2000), h.19.
[3] Burhanuddin Salam. Pengantar Filsafat. (Jakarta: Bina Aksara, 1988), h. 109.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar